Hilang - MUHAMMAD ASDAR AX09

MUHAMMAD ASDAR AX09

Stay to focus And complete the journey

Video Perpustakaan Dan Masyarakat

Kamis, 03 November 2022

Hilang

 


“Hilang”

Banyak hal dalam proses menggapai sebuah impian, banyak hal yang berhubungan dengan perasaan. Bahkan semuanya terus menerus menghantui kepala dalam prosesnya. Ketika logika dan perasaan kacau, tubuh hanya pasrah dihantam realita yang datang. Bagaimana perasaanmu saat ini? Ucapnya dikala senja hampir pudar. Saat itu dirinya masih ragu untuk mengatakan bagaimana perasaannya. Berkali-kali di pancing dengan perkataan lain, tetap saja dirinya masih ragu untuk mengungkapkan. “ya Allah tolong bantu hamba, rasa ini beda dengan rasa yang sebelumnya” lirihnya dalam hati. Senja berganti malam kembali lagi membuat otaknya berpikir keras. Matanya masih fokus dengan gadgetnya yang dari tadi dia amati baik-baik.

Ketika mentari tiba pikirannya masih sama, tidak ada yg berubah. Hampir berapa bulan belakangan ini pikirannya itu-itu saja. Apa dirinya sedang depresi? Nggak. Dia hanya tidak habis pikir. Kenapa pertanyaan seperti itu terus ditanyakan kepadanya. Apakah ada yang salah dengan dirinya sehingga pertanyaan itu masih sama. Sudahlah, pikirnya. Lambat laun matahari hampir sepertengah siang, dirinya masih fokus bermain-main dengan gadgetnya. Sesekali dirinya tertawa terbahak-bahak sendirian. Mungkin jika ada orangtua yg melihatnya dikira stress. Tapi nyatanya  memang dia suka nonton video lucu di platfrom sosialmedia. Wajar saja selera humornya agak tinggi.

Tahun ini, ucapnya. Apakah ada harapan yang sama seperti saat itu. Pikirannya masih menerka-nerka. Masih abstrak dan terkesan abu-abu. Sudahlah sepertinya memang belum saatnya. Kemarin juga gitu belum apa-apa sudah pamit duluan, ketusnya dalam hati. Memulai hari dengan pagi yg berkualitas merupakan salah satu hal yang harus dibiasakan. Banyak orang yang masih pagi-pagi sudah marah-marah. Banyak orang yang masih pagi sudah berantem dalam rumah. Banyak orang yang masih pagi masih saja ketiduran. Bahkan ada yang lebih parah, masih pagi sudah dikirimi foto dari temannya bahwa pacarnya yang kemarin dia ajak jalan sama-sama sudah dilamar oleh seorang pengusaha kaya yg orangtuanya haji. Kondisinya juga mungkin berbeda jikalau respon kita berbeda. Dan, semua orang bisa membuat paginya menjadi berkualitas dengan cara jangan lupa shalat subuh berjamaah di masjid. Itu saja. Karena orang yang subuhnya bagus akan berdampak positif terhadap paginya.

Katanya kamu kemarin dari luar kota ya? Ucap seorang temannya. Keluar kota mana? Jawabnya. Dirinya seolah-olah tidak mau ditau bahwa memang dia baru saja dari luar kota. Bahkan segala sesuatu tentang pencapainnya jarang sekali dia ekspos di media sosialnya. Apakah dia normal?. Tentu saja dia normal. Tidak ada yang salah dengan orang yang tidak mempublish hal-hal yang berhubungan dengan pribadinya. Kalau dia tidak mau ceritakan jangan dipaksa. Itu hak dia, jangan kita malah membabi buta pertanyaan-pertanyaan yg memang dia tidak mau jawab. Sudah sering kali dirinya melalui hal-hal demikian. Baginya hal seperti itu udah biasa. Terkadang dirinya hanya ingin dicari, ditanya, di perhatikan. Bahwa dirinya tidak sedang benar-benar hilang. Dirinya masih ada, dan masih dipertanyakan.

Lupakan. Apa semudah itu? Pikirnya. Kenapa sulit sekali menerima semua kenyataan ini. Apa susahnya jujur, walaupun emang pahit. Apa dirinya terlalu selektif?. Bisa jadi iya. Semenjak masa lalunya sudah pergi. Perasaannya sudah berubah, bukan hanya soal rasa tapi komitmen. Bahkan menerima orang baru dalam kehidupannya sangat susah. Pikirnya, pasti tidak beda jauh dengan yang kemarin. Menyatukan rasa sepertinya cukup rumit. Waktu terkadang dapat merubah segalanya. Biasanya luka yang hebat akan sembuh dengan waktu yang cukup untuk menyembuhkanya. Bahkan dalam masa pencarian rasa, luka masalalunya akan sembuh perlahan. Memang hadirnya orang baru belum tentu cocok. Terkadang kita melihat banyak kesamaan, tapi itu belum menjamin rasanya juga akan sama. Seselektif apapun kita, semuanya akan sulit. Cocok atau tidaknya itu aturan manusia. Yang menyatukan seseorang itu adalah takdir.

Hari-hari rasanya akan berbeda jika ditemani dengan orang yang tepat, khayalnya. Eh, kok malah kesana ya. Dirinya baru saja tersadar. Sudahlah, jatuh cinta itu tak semudah yang dibayangkan. Jika memang hilang, artinya Allah belum takdirkan itu milik kita. Kehilangan hanya sebuah titipan yang semu. Bisa jadi suatu saat nanti akan kembali dengan wujud yang berbeda. Namun dengan rasa yang sama. Semuanya hanya perihal waktu kok. Hilangnya rasamu bukan berarti  kamu selektif. Kamu hanya tidak mau menaruh rasa ditempat yang salah. Definisi selektif tak sesempit itu. Definisi selektif yang sebenarnya adalah selalu menghadirkan Allah dalam prosesnya.

Setelah itu jangan ada lagi hari baru dikalendar kehidupanmu. Hari yang membuatmu meratapi dirinya yang memang tidak ditakdirkan untukmu. Usai sudah perjumpaanmu dengan dirinya. Biarkan dirinya hilang layaknya fatamorgana. Kembalilah kepada dirimu yang baru. Buka lembaran kehidupan barumu, bahagiakan dirimu dan bahagiakan  kedua orang tuamu. Buat dia bangga, in syaa Allah takdir itu akan datang dengan sendirinya.

Kendari, … November 2022

Dari saudaramu Muhammad Asdar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar