Oleh : Muh Asdar
Bagaimana
bisa aku melupakan momen ini, senyum, candaan, tertawa bersama bahkan
argumentasi kalian yang membuat saya semakin bersemangat. Entah siapa yang merencanakan momen ini, tapi saya bersyukur
ada momen seperti ini di akhir-akhir kegiatan. Terkadang kita bisa menjadi
siapapun berkat teman-teman kita, sahabat-sahabat kita dimana pun. Bagaimana bisa aku melupakan momen ini, permainan, riyadoh
dan focus grup discussion yang dilakukan bersama sangat begitu tertanam kuat di
batin ini. Bahkan ingin rasanya mengulang kembali momen ini.
Entah siapa yang membuat alur kegiatan nya,
tapi saya tidak peduli. Apapun alurnya, ukhuwah kami lansung terjalin. Banyak
hal yang terjadi ketika mulai pertama berangkat sampai ditempat kegiatan. Saya
yang duduk paling belakang melihat sekeliling dan depan saya. Bahwa ini
bukanlah sesuatu yang baru. “Sayapun tak sadar, mengapa harus saya yang ikut? Ah...jangan
pikirkan itu" gumamku. Tibalah kami ditempat tujuan.
Alhamdulilah, walaupun tempatnya jauh dari hiruk pikuk kota,
namun suasananya begitu ramai. Pikirku, "kok rasanya ramai ya, seperti
kita berada di suatu tempat wisata". Ya, rasanya beda. Mungkin
teman-teman yang lain juga merasakannya. Tak lama kemudian kami disuruh
berkumpul, "kayaknya kita mau dibasis (sistem kekerasan)"
gumamku lagi. Tapi entahlah semua yang muncul di benakku tidaklah benar. "Ternyata
kita akan dibagi kelompok" terdengar riuh suara-suara teman lain. Saya
dan teman-teman lain tersenyum "alhamdulillah" dalam hati
saya. Malam semakin larut, kami semua disuruh untuk
mengumpulkan gadget masing-masing agar nantinya tidak menganggu aktivitas
selama proses kegiatan berlansung.
Dalam hati "bagaimana dengan saya, saya kan
kuliah besok?" dengan nada berat hati saya sampaikan kepada panitia. "Tenang
saja gadgetnya pasti aman" kata ketua panitia. Terdengar ucapan
panitia lain "kalo hilang nanti ketua panitia gantikan".
Teman-teman lain pun tertawa semua.
Pukul 3.15 saya dan
teman-teman dibangunkan oleh panitia. “ya Allah, saya masih ngantuk, capek
mau tidur lagi” gumamku. Akhirnya sadar dan tak sadar saya tidur kembali,
tiba-tiba teman di samping membangunkanku “akhi, bangun sudah mau mulai
sholat tahajjudnya”. Sayapun bangun seperti orang yang bangun kesiangan
akibat kejar tanda tangan dosen pembimbing. Suasana malam itu sangat hikmat,
namun berbeda dengan saya. Saya merasakan inikah rasanya bersama dengan
orang-orang yang selalu mengingat Allah dalam setiap waktumya. Hati siapa yang
tidak tersentuh dengan lantunan merdu suara imam sholat tahajjud malam itu dan
suasana yang begitu khidmat bak seorang yang melaksanakan ijab qabul.
Waktu
tahajjud semakin berlalu, mulailah masuk waktu subuh. Ada yang unik pada
kegiatan ini, saya dan teman-teman yang lain dibagi dalam setiap waktu sholat
wajib. Masing - masing anggotanya ada yang ditunjuk menjadi imam dan ada yang
ditunjuk untuk mengumandangkan azan. Ya mau diapalagi semua ini bukan karena
terpaksa, kareana ini adalah kewajiban kita.
Mentari
pagi mulai menyingsing di ufuk timur tempat kami dan tetes embun mulai berjatuhan
diantara dedaunan yang hijau. Di sela-sela dzikir pagi yang kami lakukan,
akhirnya kegiatan yang saya tunggu-tunggu tiba. “wah..akhirnya kita riyadoh
teman-teman” dengan nada semangat. Panitia menyampaikan “silahkan kalian
ganti pakaian dan setelah itu kalian berkumpul”. Sahut-sahut suara teman
dikejauhan “adakah suguhan kopi atau semacamnya lah”. Gumamku dalam hati
“lah ini anak, kan kita mau riyadoh kenapa bahas kopi”. Sederet candaan
dan gurauan dari teman-teman menambah suasana menjadi lebih cair pada kegiatan
kali ini.
Eitszzz...
jangan dulu, ini baru hari pertama rangkaian kegiatan kami. Jadi masih banyak
gurauan dan candaan teman-teman yang akan saya ceritakan dalam tulisan saya
ini.
Waktu
riyadoh pun dimulai, panitia membuka dengan
doa dan dilanjutkan pemanasan fisik sebelum olahraga. “Siapa yang
bisa pimpin didepan untuk pemanasan?” ucap salah seorang panitia, “biasanya
anak jurusan olahraga yang tau kalau masalah begini” sahut panitia lain.
Saya dan teman-teman kebingungan siapa diantara kita yang dari jurusan
olahraga?. Ternyata memang ada, kegiatan kali ini sungguh sangat komplit
walaupun tak sekomplit ayam geprek spesial, hehehe....
Menit
demi menit berlalu akhirnya waktu riyadoh selesai. Saya yang olahraganya dengan
lari dan teman-teman lain bermain futsal, tanpa sadar saya sudah jauh dari
keramaian tadi. Saya yang berkata pada teman “eh, kayaknya kita sudah
ditinggalkan, klo kita lihat tempat tadi sudah kosong”. Mau bagaimanapun
saya tidak bisa pungkiri kalo saya sudah terlalu jauh berlari (asalkan tidak
lari dari kenyataan, hehehe). Saya dan
teman tadi berlari lagi balik ketempat berkumpul semula dengan harapan semoga
tidak dapat hukuman.
Alhamdulillah,
semua pikiran itu lagi tidak benar. “Maka nikmat Tuhanmu yang mana kamu
dustakan”, seandainya saya tidak pernah membaca ayat ini mungkin saya
termasuk orang yang tidak mensyukuri nikmat-Nya. Di tambah dengan Surah Ibrahim
ayat 7 "Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". Bukankah setiap yang terjadi di alam ini sudah
tercatat dalam al quran dan sunnah Rasulullah.
Tapi
ada sesuatu yang sulit saya lupakan, saya datang paling terakhir dan saya juga tidak
kebagian snack dan kue. Eitzz, jangan berpikir aneh dulu, di
tengah-tengah kepenatan saya dan teman tadi. Ada sesuatu yang begitu patut kita
hargai, tanpa kami minta “sudah habis ya kuenya?” ucap ketua panitia.
Walapun kami sama-sama lelah tapi berbeda dengan ketua panitia yang rela
membeli roti untuk kami yang tidak kebagian. Walaupun kalau kita pikir tempat
untuk membelinya lumayan jauh dari tempat kegiatan kami. Dari sini bisa mengambil pelajaran bahwa
menjadi seorang pemimpin bukan hanya sekedar memerintah, tapi lebih dari itu
tugas sebenarnya adalah bagaimana agar yang dipimpinnya bisa sejahtera dan
bahagia. Ini adalah tugas utama seorang pemimpin.
Setelah
kepenatan kami hilang, tiba-tiba panitia lain menyampaikan “yang belum mandi
silahkan ke kamar mandi!” tegas kordinator acara. Maklum kamar mandinya
cuman 2 wajar saja kalo paniti tegas, karena harus antri siapa cepat dia yang
mandi duluan. Begitulah aturannya. Waktu mandi semua teman-teman telah selesai,
kami semuanya bersiap-siap untuk menerima materi.
Bisa
kita bayangkan, setelah riyadoh, mandi sampai menerima materi semuanya dibilang
tidak ada waktu untuk santai-santai dengan
yang tidak bermanfaat. Kami semua tidak merasa bahwa mengikuti kegiatan
adalah sebuah paksakan, namun ada yang perlu kita ambil pelajaran bahwa setiap
aktivitas dengan mengikut sertakan Allah dalam kegiatan kita, in syaa Allah
tidak akan sia-sia.
Lantas,
bagaimana bisa aku melupakan momen ini? Setelah menerima materi, kami semua
kembali ketempat untuk mengikuti kegiatan selanjutnya (tempat kami dipisah
ikhwan dan akhwat, namun ketika pemberian materi maka kami ikhwan akan ke
tempat peserta akhwat karena tempat mereka strategis). Kami semua bersiap-siap
untuk sarapan, sarapan kali ini terbilang cukup romantis bak Rasulullah dan Ibunda
Aisyah yang makan sepiring bersama. Masya Allah bukan, kami semua merasakan
pengalaman baru. Setelah sarapan ini kami bersiap untuk melaksanakan kewajiban
kita sebagai umat islam yaitu sholat.
Setelah
menunaikan sholat dzuhur kami semua bersiap untuk kegiatan selanjutnya, yaitu
Focus Grup Discussion. Sangat seru ketika mentor melemparkan sebuah pernyataan
dan kami semua disuruh untuk memberikan pendapatnya masing-masing mengenai
pernyataan tersebut. Pendapat demi pendapat telah banyak keluar, walaupun ada
beberapa sanggahan. Yah namanya pendapat pasti ada yang ada yang benar, namun
kita kembalikan semuanya pada mentor. Sehingga tidak ada perdebatan lagi yang
muncul. Inti dari FGD ini adalah membuat kita sadar bahwa dengan duduk
melingkar dan menentukan topik pembahasan dapat menambah pengetahuan kita
dengan cara saling bertukar pemikiran.
Alhamdulillah
waktu sore mulai tiba, kami siap-siap untuk melaksanakan dzikir sore bersama
teman-teman dan panitia lain. Setelah beberapa hari mengikuti kegiatan ini,
hari terakhir adalah momen yang paling mengharukan sekaligus membuat sebuah
suasana pertemuan menjadi sebuah perpisahan, bagaimana bisa kami yang awalnya
dipertemukan dalam sebuah kegiatan harus juga dipisahkan dengan akhir kegiatan
ini. Awalnya saya terharu, namun kami
semua saling menguatkan bahwasanya perpisahan ini bukanlah akhir ukhuwah
kita, ini adalah sebuah pondasi ukhuwah kita yang pertama. Setelah kegiatan ini
selesai mari kita saling mengingatkan dalam kebaikan, saling mendukung, saling
menebar kebaikan dan saling merangkul semuanya. Apalah artinya ukhuwah jika
kita tak saling mengingatkan, apalah artinya ukhuwah jika kita tidak saling
mendukung dan apalah artinya ukhuwah jika kita tak saling merangkul. Kita
adalah generasi pejuang dengan semangat kolaborasi yang di usung saat
merencanakan sebuah projek dakwah baru. Namun apalah artinya projek ini jika
kita tak saling merangkul. Saya harap teman-teman bisa menjadi generasi pejuang
dakwah kolaborasi di barisan terdepan. In syaa Allah.
Inilah yang membuat saya untuk sulit melupakan
momen ini, ada banyak kegiatan lagi yang masih berkesan untuk saya tuliskan
lagi, namun ada beberapa kendala yang membuat saya untuk melanjutkannya.
Mudah-mudahan siapapun membaca tulisannya saya ini bisa membayangkan apa yang
telah saya tuangkan dalam tulisan ini. Ngomong-ngomong tempat kegiatan kami di
sekolah alam kendari.
Akhir
kalimat, semua orang bisa menjadi apapun berkat teman-teman kita dan
sahabat-sahabat kita.
Tulisan ini dibuat, 14 Maret 2020
SEMOGA BERMANFAAT TEMAN-TEMAN,
Masyaa Allah
BalasHapusSyukron Jazakallah akhi😊👍
Hapus