“Orang-orang
baik”
Oleh: Muhammad Asdar
Orang-orang
baik, apa yang kamu pikirkan Ketika mendengar kata baik? Atau kata kebaikan. Pasti
kebanyakan menjawab hal-hal yang umumnya bersifat positif. Ya, setiap yang baik
pasti sifatnya positif dalam artian segala sesuatu perbuatan atau perlakuan selalu
memberikan dampak yang bermanfaat untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Namun di sini aku akan menjelaskan mengenai orang-orang baik, tahukah
kamu di setiap belahan bumi ini aku yakin pasti ada orang-orang baiknya. Kenapa
demikian, karena pada dasarnya manusia diciptakan baik.
Terus apa hubungannya dengan
orang-orang baik? Oke, aku ingin menjelaskan sedikit makna kata baik atau
kebaikan. Dari segi bahasa, baik berasal dari bahasa Arab khair dan
bahasa Inggris good. Sedangkan pengertian baik menurut istilah adalah
sesuatu yang disukai manusia, yang tidak melanggar norma-norma yang berlaku,
baik norma agama, norma kesopanan kesusilaan, norma hukum dan juga norma
adat-istiadat.
Secara bahasa (Indonesia), menurut
KBBI, baik artinya elok; patut; teratur (apik, rapi, tidak ada celanya, dsb):
mujur; beruntung; berguna; manjur; sembuh; pulih; selamat (tidak kurang suatu
apa). Kebaikan artinya sifat baik; perbuatan baik, kegunaan; dan sifat manusia
yang dianggap baik menurut sistem norma dan pandangan umum yang berlaku.
Bagaimana kebaikan menurut Islam?
Rasulullah Saw dalam sebuah haditsnya menegaskan: “Kebaikan adalah akhlak yang baik,
sedangkan dosa adalah apa saja yang meragukan jiwamu dan kamu tidak suka
memperlihatkannya pada orang lain” (HR. Muslim)
Jika kita telah membaca pengertian
diatas, baik atau kebaikan adalah segala sesuatu perbuatan yang memberikan
dampak positif terhadap diri kita maupun orang lain. Kita ketahui potensi berbuat
baik sangat besar kita lakukan setiap saat. Namun kadang ada alasan tersendiri
yang menyebabkan diri kita sulit melakukan kebaikan. Contohnya ketika ingin
melakukan kebaikan kepada orang lain seperti pengemis di pintu minimarket,
lampu merah, bahkan di tempat wisata. Kadang hati kita merasa iba ingin rasanya
memberikan beberapa rupiah yg kita punya. Tapi terhalang karena kita berpikir
bahwa pengemis ini badannya masih sehat bugar, masih bisa jalan. Kenapa tidak
cari pekerjaan lain selain mengemis.
Sebenarnya betul prasangka kita, tapi
semua apa yang kita sangkakan adalah hasil pola pemikiran kita. Jadi pemikiran
kita yang menyetting hati kita sehingga rasa iba yang sudah timbul tiba-tiba
sirna dengan hasil pola pemikiran tadi. Sangat banyak hal baik yang bisa di lakukan,
bukan hanya contoh tadi. Jika kita ingin menjadi bagian dari orang-orang baik,
cobalah ubah pola pemikiran kita menjadi orang yang senang memberikan kebaikan.
Artinya memberi tak harap kembali. Karena biasanya orang yang memberi pasti ada
rasa harap seperti harapan di sanjung, di berikan sesuatu, di sukai dan
lain-lain. Aku sering melakukan hal
seperti ini, namun tak hanya sedikit ada rasa harap yang sering timbul untuk
bisa di berikan sesuatu juga. Wajar, karena hati kita masih belum bisa besar
atau ikhlas dalam memberikan kebaikan. Kita juga adalah manusia biasa yang butuh
support dari siapapun.
Seringkali aku melihat beberapa
kejadian bahwa kebaikan hanya bisa di lakukan ke orang lain. Ternyata kebaikan
itu bisa lakukan kepada diri kita sendiri. Seperti tidur yang cukup, makan
makanan yang bergizi, olahraga yang teratur dan beribadah kepada Tuhan yang
maha Esa. Ini sudah cukup untuk kita menjadi orang-orang baik. Jadi maksud tulisan
saya ini adalah orang-orang baik bukan hanya di definisikan berbuat baik ke orang
lain, tapi berbuat baik kepada diri sendiri termasuk juga orang-orang baik. Banyak
sekali orang-orang baik di dunia ini, kita hanya perlu menjadikan mereka sebagai
contoh untuk kita di jadikan pelajaran, agar kita bisa menjadi salahsatu bagian
dari orang-orang baik.
Semoga kita bisa menjadi orang-orang
baik. Tetaplah tebar kebaikan karena menjadi baik itu hak semua orang.
“Seseorang
yang bisa tetap berbagi dengan orang lain walaupun dengan segala kesulitan dan
kekurangannya, dialah orang yang layak disebut orang baik.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar