PERPUSTAKAAN DAN MASYARAKAT - MUHAMMAD ASDAR AX09

MUHAMMAD ASDAR AX09

Stay to focus And complete the journey

Video Perpustakaan Dan Masyarakat

Jumat, 15 Mei 2020

PERPUSTAKAAN DAN MASYARAKAT


PERPUSTAKAAN DAERAH DAN PERPUSTAKAAN DESA
            Menurut teman-teman apa yang terlintas di pikiran teman-teman ketika mendengar kata perpustakaan. Kalau jawabannya adalah buku, tidak salah juga. Namun kali ini kita akan membahas mengenai apa perbedaan perpustakaan daerah dengan perpustakaan desa.
            Jadi sebelum ke pembahasan intinya, mari kita simak dulu pengertian perpustakaan secara umum menurut beberapa para ahli.
            Menurut Sulistyo Basuki (1991) adalah sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual.
            Sedangkan menurut Wiranto Dkk (1997) adalah fasilitas atau tempat menyediakan sarana bahan bacaan. Ada banyak pengertian perpustakaan secara umum menurut beberapa para ahli, jika teman-teman ingin cari lebih dari pengertian diatas silahkan ketik dikolom pencarian di blog ini.
            Oke mari kita ke pembahasan intinya, jadi ketika kita ingin ke perpustakaan ada banyak hal yang harus kita penuhi termasuk ke perpustakaan daerah misalnya. Di perpustakaan daerah teman-teman bisa meminjam banyak buku disana. Namun harus mendaftar sebagai anggota perpustakaan disitu. Mari simak penjelasan dibawah ini.
A.    Perpustakaan Daerah
            Perpustakaan daerah merupakan perpustakaan umum yang berfungsi sebagai untuk melayani masyarakat umum dan dibiayai oleh dana umum. Adapun dalam Undang-Undang RI nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan, bab 1 pasal 1 menyatakan bahwa  perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status sosial-ekonomi.
            Nah, sudah jelas kan kalau perpustakaan daerah itu termasuk dalam perpustakaan umum. Jadi jika teman-teman ingin keperpustakaan daerah silahkan berkunjung dan baca buku sepuasnya.
            Fungsi perpustakaan umum atau daerah :
1.      Fungsi perpustakaan dalam  Undang-Undang RI No 43 tahun 2007 tentang perpustakaan, bab I pasal 3 adalah sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa.
2.      Sedangkan menurut Suwarno (2009: 42), Fungsi sebuah perpustakaan merupakan penjabaran lebih lanjut dari semua tugas perpustakaan. Fungsi perpustakaan tersebut antara lain adalah pendidikan dan pembelajaran, informasi, penelitian, rekreasi, dan preservasi. Fungsi-fungsi itu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan perpustakaan. Sementara tujuan yang akan dicapai atas peran, tugas dan fungsi perpustakaan secara singkat adalah terjadinya transformasi dan transfer ilmu pengetahuan dari sumbernya di perpustakaan kepada pengguna. Hasilnya adalah terjadinya perubahan, baik dalam hal kemampuan, sikap, maupun keterampilan.
            Nah, kalo sudah paham fungsi dan pengertian perpustakaan umum. Pasti paham dong ya mengenai perpustakaan daerah. Oke selanjutnya yaitu perpustakaan desa, kalau kita lihat dari penjelasan jenisnya pasti sudah beda dengan perpustakaan daerah tadi. Tanpa panjang lebar mari kita simak pengertian perpustakaan desa dibawah ini.
B     Perpustakaan Desa
            Perpustakaan desa atau kelurahan adalah perpustakaan masyarakat sebagai salah satu sarana/media untuk meningkatkan dan mendukung kegiatan pendidikan masyarakat pedesaan yang merupakan bagian integral dari kegiatan pembangunan desa/kelurahan. Perpustakaan desa sangat berguna jika pemanfaatannya bisa dimaksimalkan seperti misalnya dana bantuan dari desa yang sebesar 1 Milyar per desa.
            Dengan dana ini sangat memungkinkan untuk meningkatkan sarana dan prasarana untuk pembangunan desa, seperti membangun perpustakaan desa dan PKBM (pusat kegiatan belajar masyarakat). Mari simak hasil pengamatan Dinas Perpustakaan Dan Arsip Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta tentang cara atau kiat meningkatkan perpustakaan desa.

·         Kiat mengelola Perpustakaan desa
            Pengamatan kami di beberapa desa para pengelola Perpustakaan desa belum menunjukkan kreativitas mereka untuk mendorong optimalisasi peran Perpustakaan, umumnya masih sekedar menerima bantuan menyediakan tempat menata buku ke dalam rak sesuai petunjuk ketika di bimtek selesai. Langkah lebih lanjut setelah mendapat bantuan Perpustakaan desa mustinya diikuti dengan ide-ide kreatif bagaimana agar Perpustakaan desa ini bisa berfungsi dan menjadi wahana belajar bagi masyarakat sekitar yang menyenangkan dan memang dibutuhkan oleh mereka, beberapa tips untuk Perpustakaan desa antara lain;

1)      Jam Layanan Operasional harus di tambah
            Perpustakaan desa sebaiknya jam layanannya buka sampai dengan malam hari karena pengguna atau pemustakanya memiliki waktu luang setelah beraktivitas, seperti anak sekolah mereka waktu luangnya setelah pulang dari sekolah sekitar jam 13.00, sedangkan para pekerja umumnya waktu luangnya sore dan malam hari, sehingga kalau Perpustakaan hanya buka pada jam kantor maka kurang optimal. Barangkali persoalannya adalah petugasnya bagaimana? perlu dipikirkan untuk melibatkan masyarakat sekitar agar pelayanan bisa lebih optimal sekaligus memberikan dampak positif terhadap perkembangan daerah sekitar, langkah awal dijajaki terlebih dahulu dengan mengidentifikasi remaja desa yang bersedia menjadi volunteer menjadi petugas pelayanan, kemudian seberapa banyak dibutuhkan tenaga untuk memberikan pelayanan disana dengan asumsi bahwa dalam satu hari rata-rata dikunjungi 50 - 100 pelanggan misalnya, kemudian   pelibatan  tokoh masyarakat sekitar perlu dilakukan termasuk karang tarunanya untuk bisa terlibat dalam proses pengelolaan tersebut , harapan kami petugas dari desa dapat diatur dengan shif pagi dan siang adapun segmen pagi sampai siang diprediksi banyak dikunjungi oleh anak-anak, sedangkan sore untuk aktivitas ibu-ibu PKK sedangkan  malam banyak dikunjungi kalangan remaja dan dewasa, maka untuk shif sore-malam petugasnya melibatkan  pemuda sekitar tentunya dengan pembekalan dan perikatan yang jelas.

2)      Membuat konsep yang menarik
            Perpustakaan dibuat menarik, seperti misalnya dilengkapi dengan fasilitas computer atau kidsmart (perangkat seperti game zone namun aplikasinya berisi permainan yang mendidik).  Sebagaimana kita ketahui bahwa jaman sekarang tidak terelakkan lagi anak-anak mengenal Teknologi Informasi sejak dini, perangkat elektronik seperti handphone, computer dan berbagai piranti elektronik lainnya sudah familier bagi anak-anak, begitu pula Informasi sangat mudah diakses melalui piranti-piranti tersebut dengan kata lain anak-anak sekarang sudah IT minded.  Oleh sebab itu maka kelengkapan computer di Perpustakaan desa diperlukan disamping untuk menarik minat pengunjung juga second information bisa didapatkan dari perangkat tersebut yang dilengkapi dengan jaringan internet. Pengamatan kami di RBM (rumah belajar modern) milik BPAD DIY dan pelayanan Perpustakaan Kabupaten Gunungkidul justru yang paling banyak diminati oleh pengguna jasa dalam hal ini anak-anak adalah perangkat computer/layanan internet dan kalau hanya sekedar buku justru kurang begitu diminati. Selain internet dan hotspot wifi perlu dilengkapi juga koleksi Koran local dan nasional serta majalah-majalah sesuai kebutuhan mereka. Pertanyaannya kemudian tentu bagaimana hal itu bisa diujudkan sementara belum ada anggaran untuk mendukung operasionalnya.

3)      Dana yang cukup
            Beberapa sumber dana yang dimungkinkan bisa untuk meningkatkan operasionalisasi Perpustakaan desa antara lain; bersumber dari APBDes, rencana bantuan dana ke desa berdasarkan UU Desa yang diwacanakan Rp 1 milyar/tahun seandainya 5% saja dari dana tersebut untuk operasional Perpustakaan desa barangkali sudah cukup untuk operasional, perlu juga dijajagi orang-orang sukses dari desa tersebut untuk peduli terhadap pengembangan Perpustakaan di desanya kiranya cukup banyak orang-orang desa tersebut yang sukses baik yang masih tinggal di desa maupun yang sudah merantau, sumbangan berupa financial maupun koleksi bahan pustaka perlu sebagai langkah optimalisasi Perpustakaan desa, disamping itu perlu juga diupayakan CSR dari perusahaan-perusahaan yang peduli terhadap pendidikan.


4)      Kolaborasi dan kerja sama
            Perpustakaan desa bisa diintegrasikan dengan PKBM (pusat kegiatan belajar masyarakat).    Pemerintah melalui dinas pendidikan mempunyai program pendidikan formal maupun non formal dan informal, pendidikan formal sebagaimana diketahui seperti jenjang SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK sedangkan pendidikan non formal seperti kejar paket A,B dan C.   Kejar paket umumnya diikuti oleh orang-orang yang membutuhkan bukti otentik ijazah karena berbagai hal, seperti sudah bekerja sedang ijazahnya hilang atau memang mereka butuh ijazah karena lembaganya membutuhkan sedang mereka tak mampu menunjukkannya. Keberadaan PKBM untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar sesuai kebutuhan masyarakat walau kadang eksistensi PKBM ini kadang dibutuhkan oleh para pengelola untuk meraih bantuan dari pemerintah.  Terlepas dari kepentingan pengelola ada satu hal yang barangkali bisa kita ambil momentumnya dikaitkan dengan pengembangan Perpustakaan desa yaitu pengelolaan Perpustakaan desa menyatu dengan PKBM, sehingga balai desa dapat multi fungsi, fungsi utamanya untuk penyelenggaraan pemerintahan sedang sisi lain bisa menjadi pusat aktivitas masyarakat termasuk didalamnya adalah kegiatan belajar mengajar yang didukung dengan Perpustakaan desa.

            Demikian beberapa gagasan untuk pengembangan Perpustakaan desa yang diawali dari bantuan buku-buku dan rak dari Perpusnas dan Pemerintah DIY untuk beberapa desa, targetnya seluruh desa di DIY dapat terbantu, sehingga dapat memacu percepatan program minat baca masyarakat melalui Perpustakaan desa.
            Bagaimana? Sudah jelaskan perpustakaan desa itu seperti apa. Jadi sebagai kesimpulan perpustakaan desa merupakan perpustakaan yang di fungsikan untuk meningkatkan minat baca masyarakat desa agar kualitas masyarakat dapat meningkat dan menekan angka buta baca atau mengurangi resiko tidak tau membaca.
            Silahkan simak video dibawah ini untuk lebih jelasnya.




Referensi : Klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar